1. Dari Penjaga Sawah Menjadi Simbol Budaya
Dalam sejarah Jepang, kakashi berfungsi sebagai penjaga ladang yang menakuti burung dan hewan liar agar tidak merusak tanaman. Namun, di balik fungsi sederhana itu, kakashi memiliki makna spiritual yang lebih dalam.
Dalam mitologi Shintō, dikenal sosok dewa bernama Kuebiko — dewa yang digambarkan seperti manusia jerami. Walau tidak bisa berjalan, Kuebiko mengetahui segala hal tentang bumi dan pertanian. Sosok ini menjadi simbol pengetahuan, pelindung, dan kesadaran manusia terhadap alam.
Dari sanalah, kakashi tidak hanya dianggap sebagai boneka sawah biasa, tetapi juga representasi dari hubungan harmonis antara manusia dan alam.
2. Dari Tradisi ke Inovasi: Desa Boneka yang Hidup Kembali
Salah satu tempat yang berhasil mengubah tradisi menjadi daya tarik budaya adalah Nagoro Village di Prefektur Tokushima.
Desa kecil ini kini dikenal sebagai The Scarecrow Village of Japan.
Hanya sekitar 30 penduduk yang tersisa, tetapi lebih dari 150 kakashi berdiri di berbagai sudut desa — menyerupai penduduk yang telah pindah atau meninggal dunia. Hasil karya warga lokal, Ayano Tsukimi, ini membuat Nagoro menjadi terkenal secara internasional.
Kini, wisatawan datang dari berbagai negara untuk menyaksikan “desa boneka” yang terasa hidup meski sunyi.
Fenomena serupa juga terjadi di beberapa daerah lain, seperti Chikuzen (Fukuoka), yang menciptakan kakashi raksasa berbentuk Godzilla dari jerami. Setiap tahun, berbagai kota di Jepang mengadakan festival kakashi, tempat warga berkompetisi menciptakan boneka sawah paling kreatif dan menarik.
3. Ketika Figur Dunia Menghiasi Sawah Jepang
Beberapa tahun terakhir, muncul tren baru yang lebih unik. Seniman dan komunitas desa mulai menciptakan kakashi yang terinspirasi dari figur terkenal — baik tokoh sejarah, karakter film, hingga politisi dunia seperti Donald Trump.
Bayangkan, di tengah pemandangan sawah hijau yang tenang, berdiri sosok berjas dengan rambut pirang khas Trump dan papan bertuliskan “Make Crows Great Again”.
Meski terdengar sederhana, ide ini berhasil menarik perhatian publik dan wisatawan lokal.
Selain menjadi daya tarik foto yang lucu dan menarik, kakashi berbentuk figur terkenal juga membawa pesan bahwa kreativitas tidak memiliki batas. Bagi masyarakat desa, ini adalah cara baru untuk menghidupkan tradisi lama sambil menciptakan identitas baru bagi wilayah mereka.
Beberapa daerah bahkan melibatkan pelajar dan mahasiswa seni untuk mengikuti kakashi art project, menjadikan kegiatan ini sebagai kolaborasi antara budaya, pendidikan, dan pariwisata.
4. Makna di Balik Tren Kakashi Modern
Meskipun tampak sebagai hiburan, tren kakashi modern memiliki makna sosial dan budaya yang kuat:
-
Melestarikan tradisi: Masyarakat Jepang menjaga budaya agrarisnya tetap hidup di tengah modernisasi.
-
Mendorong kreativitas lokal: Warga desa menyalurkan ide dan seni melalui bentuk boneka sawah.
-
Menarik wisatawan: Desa yang semula sepi kini menjadi destinasi populer bagi wisatawan domestik dan internasional.
-
Membangun kebersamaan: Pembuatan kakashi dilakukan secara gotong royong, mempererat hubungan antarwarga.
Melalui karya sederhana dari jerami dan kain bekas, masyarakat Jepang menunjukkan bahwa tradisi bisa terus hidup jika dibungkus dengan kreativitas.
5. Destinasi yang Wajib Dikunjungi untuk Pecinta Budaya Pedesaan Jepang
Bagi wisatawan yang ingin melihat langsung keunikan kakashi di Jepang, berikut beberapa lokasi yang patut dikunjungi:
-
Nagoro Village (Tokushima Prefecture): Desa boneka yang terkenal di dunia.
-
Chikuzen (Fukuoka Prefecture): Lokasi pembuatan Straw Godzilla dan berbagai kakashi raksasa.
-
Asuka (Nara Prefecture): Menyelenggarakan Scarecrow Contest and Higanbana Festival setiap tahun, dengan pemandangan sawah terasering yang indah.
Setiap tempat memiliki karakter unik dan cara tersendiri dalam menafsirkan tradisi kakashi, menjadikannya destinasi ideal bagi wisatawan yang ingin merasakan sisi autentik Jepang di luar hiruk-pikuk kota besar.
6. Antara Tradisi, Seni, dan Cerita Baru dari Pedesaan Jepang
Tren scarecrow modern di Jepang memperlihatkan bagaimana masyarakat pedesaan mampu beradaptasi tanpa kehilangan jati diri.
Dari pelindung padi menjadi karya seni yang mengundang tawa dan rasa kagum, kakashi kini bertransformasi menjadi simbol kreativitas, kebersamaan, dan daya hidup komunitas kecil di Jepang.
Ketika kita melihat sosok mirip Donald Trump berdiri di tengah sawah Jepang, mungkin yang sebenarnya kita lihat bukanlah lelucon atau sekadar karya seni — melainkan cerminan bagaimana budaya lokal bisa berkembang, menyesuaikan diri, dan tetap relevan di tengah dunia modern.
PDJ Indonesia
https://www.pdj-indonesia.com
住所:Sudirman 7.8, Level 16 Unit 1 & 2, Jl. Jenderal Sudirman No.Kav 7-8, RT.10/RW.11,
Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10220, Indonesia
Phone Number: +62-852-1333-6739





