1. Cita Rasa Musim Ini: Menu Otsukimi
Salah satu tradisi paling menarik di Jepang saat musim gugur adalah Otsukimi, atau festival menikmati bulan purnama.
Pada periode ini, banyak restoran cepat saji menghadirkan menu edisi terbatas — mulai dari KFC dengan Tsukimi Cheese Chicken Burger, hingga McDonald’s Otsukimi Burger dan MOS Burger versi musim gugur.
Ciri khas menu ini biasanya adalah telur mata sapi di atas burger, yang melambangkan bulan purnama.
Rasanya cenderung gurih dan creamy, sesuai dengan suasana hangat di awal musim dingin.
Meski sebagian varian belum halal karena mengandung bacon, menu Otsukimi tetap menjadi bagian dari budaya kuliner modern Jepang — seperti halnya masyarakat Indonesia yang menantikan McProsperity Burger setiap tahunnya.
2. Bahan Musiman: Kekayaan Alam Jepang di Musim Gugur
Ketika berbicara tentang makanan musim gugur di Jepang, ada beberapa bahan yang langsung terlintas: kastanye (kuri), jamur matsutake, labu Jepang (kabocha), dan buah kesemek (kaki).
Bahan-bahan ini bukan sekadar makanan, melainkan simbol dari kekayaan alam dan perubahan musim.
-
Kuri (kastanye): digunakan untuk membuat hidangan penutup seperti Mont Blanc atau nasi kuri-gohan (nasi kastanye).
-
Matsutake: jamur langka dengan aroma khas, biasanya disajikan panggang atau dalam sup bening.
-
Kabocha: labu Jepang yang manis dan lembut, sering diolah menjadi tempura atau sup krim.
-
Kaki (buah kesemek): buah oranye yang manis, menjadi ikon musim gugur di banyak daerah.
Semua bahan ini mudah ditemukan di pasar tradisional, restoran lokal, hingga toko serba ada (konbini) yang menjual kue dan camilan dengan cita rasa musiman.
3. Hidangan Hangat di Malam yang Dingin
Saat suhu mulai menurun, masyarakat Jepang beralih ke makanan yang lebih hangat dan mengenyangkan.
Oden — semacam rebusan berisi tahu, telur rebus, dan kue ikan — menjadi sajian populer di setiap konbini.
Selain itu, nabe atau hot pot khas Jepang juga kembali disajikan di rumah, disantap bersama keluarga atau teman dekat.
Hidangan-hidangan ini tidak hanya menghangatkan tubuh, tetapi juga mempererat kebersamaan, menjadi simbol keintiman di tengah kesejukan musim gugur.
4. Festival Panen dan Pasar Musim Gugur
Di berbagai daerah Jepang, festival panen diadakan untuk merayakan hasil bumi yang melimpah.
Pasar-pasar lokal dipenuhi aroma ikan sanma (saury Pasifik) yang dipanggang, ubi manis (yaki-imo) yang dibakar, serta jamur segar yang dimasak langsung di tempat.
Setiap wilayah memiliki keunikan sendiri: Hokkaido terkenal dengan hasil lautnya, Kyoto dengan hidangan kaiseki yang elegan, dan Nagano dengan sayuran pegunungannya yang khas.
5. Menikmati Musim Gugur Seperti Warga Lokal
Bagi siapa pun yang berada di Jepang pada musim gugur, cara terbaik untuk menikmatinya adalah dengan mencicipi makanan khas musim ini.
Kunjungi restoran kecil, pasar lokal, atau kafe yang menawarkan menu musiman, dan perhatikan tulisan “期間限定 (Kikan Gentei)” yang berarti hanya tersedia dalam waktu terbatas.
Dari burger Otsukimi hingga ubi panggang di pinggir jalan, setiap rasa membawa cerita tentang bagaimana Jepang menghargai setiap pergantian musim.
Musim gugur bukan hanya tentang pemandangan indah, tetapi juga tentang pengalaman kuliner yang menghangatkan dan menghubungkan manusia dengan alam.
PDJ Indonesia
https://www.pdj-indonesia.com
住所:Sudirman 7.8, Level 16 Unit 1 & 2, Jl. Jenderal Sudirman No.Kav 7-8, RT.10/RW.11,
Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10220, Indonesia
Phone Number: +62-852-1333-6739





