Harga Rata-Rata Properti di Jepang: Investasi Menjanjikan dengan Nilai Konversi Rupiah

Harga Rata-Rata Properti di Jepang: Investasi Menjanjikan dengan Nilai Konversi Rupiah

Jepang dikenal sebagai salah satu negara dengan pasar properti paling dinamis di dunia, di mana permintaan dan penawaran terus bergerak seiring perkembangan ekonomi, demografi, serta perubahan gaya hidup masyarakat. Secara umum, harga properti di wilayah metropolitan seperti Tokyo, Osaka, dan Yokohama cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan daerah lain. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya konsentrasi penduduk, terbatasnya lahan yang bisa dikembangkan, dan stabilnya permintaan sewa.

Berdasarkan data terkini, harga rata-rata apartemen di pusat Tokyo (terutama area-area populer seperti Shinjuku, Shibuya, atau Minato) berkisar antara 30 juta hingga 50 juta yen per unit, tergantung pada luas, lokasi persis, usia bangunan, dan fasilitas yang ditawarkan. Jika kita mengonversinya ke dalam Rupiah dengan asumsi kurs 1 yen = Rp130, maka kisarannya berada di sekitar Rp3,9 miliar hingga Rp6,5 miliar. Sementara itu, di Osaka, khususnya di area seperti Umeda atau Namba, Anda dapat menemukan apartemen mulai dari 25 juta yen (sekitar Rp3,25 miliar) hingga 40 juta yen (Rp5,2 miliar).

Untuk rumah tapak (landed house) di area Tokyo yang dekat dengan stasiun dan fasilitas umum, harganya dapat mencapai 60 juta hingga 80 juta yen (sekitar Rp7,8 miliar hingga Rp10,4 miliar). Angka ini mungkin terdengar tinggi, namun sebanding dengan akses transportasi yang mudah, fasilitas pendidikan yang berkualitas, serta potensi nilai jual kembali (resale value) yang cukup stabil. Di sisi lain, bagi investor dengan bujet terbatas, beberapa daerah pinggiran atau regional di Jepang menawarkan harga lebih terjangkau, misalnya di sekitar Prefektur Chiba, Saitama, atau Kanagawa. Di sana, Anda bisa menemukan apartemen bekas (second-hand) dengan harga mulai dari 10 juta yen (sekitar Rp1,3 miliar) hingga 20 juta yen (sekitar Rp2,6 miliar), tergantung kondisi dan jarak ke pusat kota.

Alasan utama tingginya harga properti di kota-kota besar Jepang adalah keterbatasan lahan di pusat perkotaan dan tingkat permintaan yang konsisten. Selain itu, Jepang memiliki infrastruktur yang maju dan sistem hukum yang kuat, sehingga keamanan investasi properti relatif tinggi. Dalam beberapa tahun terakhir, nilai tukar yen terhadap rupiah pun menjadi faktor penting. Ketika yen melemah, properti di Jepang menjadi relatif “lebih murah” bagi investor asing, termasuk dari Indonesia. Namun, jangan lupa memperhitungkan biaya-biaya lain seperti pajak perolehan (Acquisition Tax), pajak tahunan (Fixed Asset Tax), biaya perawatan, serta komisi untuk agen properti (biasanya sekitar 3% ditambah biaya administrasi).

Bagi Anda yang berencana berinvestasi jangka panjang, pasar Jepang menawarkan stabilitas dan potensi capital gain. Harga sewa di kota besar juga cukup kompetitif, sehingga bisa memberikan pemasukan rutin jika Anda memutuskan untuk menyewakan properti tersebut. Kunci sukses dalam membeli properti di Jepang adalah melakukan riset menyeluruh, mencari lokasi yang sesuai dengan target penyewa atau rencana masa depan Anda, serta memahami regulasi yang berlaku.

 

PDJ Indoensia
https://www.pdj-indonesia.com
住所:Sudirman 7.8, Level 16 Unit 1 & 2, Jl. Jenderal Sudirman No.Kav 7-8, RT.10/RW.11,
Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Kota Jakarta Pusat,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10220, Indonesia
Phone Number: +62-852-1333-6739

Leave a comment